Showa Sanshoku - Apresiasi Koi oleh Datta Iradian

showa sanshoku

Apresiasi Showa Sanshoku
Oleh : Datta Iradian

Pada showa sanshoku Tosai (dibawah 1 tahun), sangat sulit memprediksi perkembangan Sumi (hitam) nya. Perkembangan sumi ini nantinya akan menentukan apakah akan menjadi sumi yang baik ataupun tidak. Sumi pada tosai cenderung tidak stabil. Jadi, ketika kita menilai showa pada ukuran dan usia ini, paling utama kita nilai adalah pola Hi (merah)nya.

Kasus 1
showa sanshoku

Apresiasi Showa pada pola merah yaitu showa B lebih baik dari showa A. Showa A memiliki pola Hi yang baik pada setengah bagian depan dari badannya, tetapi tidak memiliki pola Hi pada bagian penting daerah sekitar pangkal ekor.

Disini showa A kalah jika dibandingkan dengan koi B. Perlu diingat pada Showa, perwakilan ketiga warna dimana salah satunya adalah Hi pada daerah sekitar pangkal ekor adalah sangat penting. Dan dalam men-juri (apresiasi Showa) khususnya Showa Tosai, salah satu yang utama berdasarkan pola Hi nya.

Kasus 2

showa sanshoku

Kedua showa ini adalah juara-juara pada ukuran 25 cm pada All Japan Nishikigoi Show.

Showa A mendapatkan gelar Best In Size, sedangkan Showa B mendapatkan gelar dibawah gelar showa A, yaitu juara 1 pada show yang sama.

Kedua showa ini memiliki kualitas yang sangat baik. Namun Showa A lebih baik. Pola merah dikepala dimulai dengan dengan sempurna pada sekitar hidung dan mulut, ini merupakan awalan pola Hi yang ideal dibagian kepala. Sandan (3 step) pola Hi dikombinasikan dengan pola Suminya, menciptakan sebuah keindahan. Ini adalah salah satu contoh showa yang ideal.

Showa B juga memiliki awalan Hi yang ideal pada daerah kepala. Sumi dengan bentuk kotak pada kepala juga merupakan hal yang unik. Pola suminya pun sangat harmonis digabungkan dengan pola hi pada badan.

Hanya saja sangat disayangkan showa B tidak memiliki unsur shiroji (putih) pada daerah pangkal ekor. Ini adalah perbedaan yang utama dengan showa A.

Kasus 3

showa sanshoku

Ini adalah showa sanshoku yang sama. Foto A diambil pada Februari 1991, sedangkan foto B diambil pada Februari 1993. Disini kita bisa mempelajari 2 hal.

Pertama, koi mengalami peningkatan keindahan, dan yang kedua, perkembangan sumi pada showa sanshoku.

Showa pada foto A, memiliki Hi yang masih lemah. Skinnya belum terlalu cemerlang. Suminya tipis dan kurang atraktif. Namun dalam 2 tahun, showa ini menjelma menjadi showa sanshoku yang cantik, dengan Hi yang lebih matang, shiroji seputih salju dengan sumi yang tebal dan atraktif.

Showa (foto B) memenangkan Kokugyo prize (best in size) pada All Japan Nishikigoi Show 1993. Nilai dari seekor koi didasari dari keindahan. Showa ini menjadi sangat mahal, ketika cukup indah untuk memenangkan All Japan Nishikigoi Show. Inilah tantangan sebenarnya bagi penggemar-penggemar koi, ketika membeli showa dengan kondisi seperti pada foto A, dan memprediksinya akan menjadi showa dengan kondisi seperti pada foto B.

Kasus 4

showa sanshoku

Ini adalah showa yang sama. Foto A diambil pada Desember 1990, sedangkan foto B diambil pada April 1994. Showa ini memenangkan Mature Champion pada All Japan Nishikigoi Show 1994. Disini kita bisa mempelajari 2 hal.

Pertama, walaupun sumi tidak muncul dibagian kepala pada saat showa ini kecil, namun sumi mulai muncul seiring dengan pertumbuhannya. Kedua, banyak juara-juara koi yang pada saat koi kecil banyak warna yang masih belum muncul, namun akhirnya seiring dengan pertumbuhan menjelma menjadi koi yang indah. Disini penggemar koi harus belajar melihat potensi masa depan dari seekor tategoi (koi yang belum mengeluarkan potensi sebenarnya).

Kunci utama keindahan dari showa diatas adalah pola Hi yang membentuk pola inazuma (halilintar), dan pola sumi yang memberikan harmonisasi yang serasi sehingga mempertegas pola inazumanya. Shiroji yang bersih pada kepala dan odome (jarak antara ekor dengan pola terakhir) sangat special dan menjadikannya showa ini sebagai juara.

Keterangan : Sumber ke-4 kasus diambil & dimodifikasi dari “Kokugyo – Apreciation of Nishikigoi” by Mamoru Kodama vol. 1

Pada beberapa kasus sering ditemui bahwa showa tosai kecil dengan motoguro yang indah pada pectoral fins (sirip dayung), berubah penampilannya menjadi tidak indah lagi pada usia 3 atau 4 tahun, akibat dari pattern motoguronya yang ternyata tidak ‘tahan lama’. Sementara pada kasus lain showa kecil dengan pectoral fins hampir seluruhnya tertutup hitam dengan rata, ternyata berubah menjelma menjadi motoguro yang indah pada umur 3 atau 4 tahun.

Tidak peduli betapa bagusnya patern motoguro seekor showa pada pectoral finsnya pada umur satu atau dua tahun, namun apabila showa memiliki sedikit sumi (hitam) pada tulang depan dari pectoral finsnya, maka sumi tersebut dapat hilang ataupun akan selalu bergerak-gerak cepat ataupun lambat.

Sementara itu, meskipun pectoral fins dari showa tosai kecil tertutup hitam seluruhnya, kecuali tulang depan dari siripnya berwarna putih dari pangkal sampai dengan ujungnya, maka suminya dapat mengecil dan dapat membentuk motoguro pattern yang indah di masa depannya. Perlu diingat, koi dengan motoguro yang baik akan disenangi dalam waktu yang lama.

Gambar A dan B menunjukan indikasi sumi spots pada pectoral fins showa kecil pada umumnya. Gambar C dan D menunjukan indikasi sumi spots pada pectoral fins koi diatas umur 2 tahun. Sumi pada gambar A kelihatannya buruk dalam kuantitasnya, tetapi masih memungkinkan sumi ini berubah menjadi pattern motoguro di masa depan. Hasilnya memang tidak bisa diharapkan secara cepat, dimana suminya juga dapat bertahan lama. Namun sebaiknya jangan memilih model seperti ini jika showa sudah berumur.

Gambar B memiliki bakat untuk finish perkembangan suminya pada umur dua tahun. Model seperti ini mungkin bisa saja dinilai baik pada kompetisi, tapi spot sumi di pectoral fins dengan model seperti ini tidak akan diam untuk bergerak, dan akan terus bergerak dari tahun ke tahun.

Jika ada seekor showa kecil dengan seluruh tulang depan pectoral finsnya putih dengan sumi motoguro patern (seperti gambar C), koi ini akan memiliki masa depan motoguro yang baik karena relatif lebih permanen. Sampai showa ini nanti menjadi tua, spot suminya tidak akan berubah.

Spot sumi pada gambar D mungkin saja jika dibandingkan pada saat ini dengan yang lainnya adalah paling terbaik dari semuanya. Namun untuk selanjutnya sulit untuk menebak sumi spot tadi akan berubah atau tidak. Spot sumi seperti ini punya kecenderungan dapat berubah patern motoguronya ke model strip2 pada tahun ke tahun.

Untuk catatan, jika ada showa kecil tosai dengan spot sumi pada badan belum finish, namun memiliki patern motoguro yang sudah sempurna pada pectoral fins. Maka ketika spot sumi pada badan bertambah, motoguro dapat ikut berkembang bertambah besar juga, seiring dengan finishnya sumi di badan. Jadi perlu diperhatikan juga komposisi ukuran motoguronya.

Bagaimana Mempercepat Pemunculan Sumi yang Tenggelam di Bawah Sisik (sinking sumi) ?

Dalam apresiasi Showa, sering kita menemui kasus showa yang sumi (hitam) nya malah memudar ataupun sumi yang lama tenggelam (tidak mau muncul ke permukaan). Dalam kasus-kasus seperti ini, genetik memang adalah faktor yang paling utama dan menentukan. Namun ada juga beberapa faktor yang bisa mempengaruhi atau membantunya.

Muncul – memudarnya sumi serta sumi yang lama tenggelam di bawah sisik (sinking sumi) ternyata dapat dipengaruhi oleh COD (Chemical Oxygen Demand) pada air. Walaupun air sangat bening dengan tingkat transparan yang sangat tinggi, belum tentu selalu menunjukan kadar COD yang rendah. Sangat mungkin untuk dikatakan bahwa hasil yang baik untuk sumi tergantung dan dipengaruhi pada COD kolam yang dipertahankan kurang dari 5 ppm (part per million) sepanjang tahun.

Secara umum, spot sumi pada showa dapat dipicu untuk muncul pada air dengan suhu 26 derajat celcius atau lebih. Sementara pada kondisi dimana suhu air tinggi namun kadar COD lebih tinggi dari yang ideal (5ppm), maka spot sumi tidak akan mau keluar.

Level COD yang tinggi biasanya diakibatkan oleh ‘breakdown’ dari kotoran pada filter. Ada baiknya jika filter secara berkala di ‘flush’ untuk membuang timbunan kotoran yang terkumpul di dasar filter. Ini dapat membantu mempertahankan COD pada level yang rendah.

Sumi pada showa sanshoku juga dapat muncul pada kondisi lingkungan yang dianggap favorit olehnya. Walaupun kondisi favorit ini berbeda-beda untuk setiap ikan, namun kondisi air dengan komposisi yang paling ideal adalah kondisi favorit semua ikan.

Sedikit tips…, jika memilih showa sanshoku dengan hi (merah) yang sudah cerah dan tebal pada kepala, maka kecil kemungkinan sumi akan muncul untuk membelah warna merah tadi. Namun jika memilih showa hi yang belum terlalu tebal pada kepala, maka masih dimungkinkan munculnya sumi untuk membelah warna merah yang dimaksud. Jadi, jika anda bukan seorang “gambler” dan sangat menginginkan showa dengan hi yang cerah dan tebal pada kepala namun juga terbelah oleh sumi, maka pilihlah showa dengan kepala yang memang dari awal sudah terbentuk demikian (merah sudah terbelah oleh hitam).


Artikel ini ditulis oleh :

Datta Iradian – ZNA International/ Judge – IN0000 006054

Artikel sebelumnya “Memprediksi Motoguro pada Showa Tosai”

Comments

Popular posts from this blog

Cara Mengatasi Kolam Bocor Dengan Mudah Step by Step

Tanaman Air sebagai Media Filter Kolam Koi

Inilah Tips Memilih Warna Kolam Ikan Koi