Malachite Green dan Methylene Blue

MALACHITE GREEN

malachite greenMalachite Green adalah bubuk yang mengandung pewarna Triphenyl Methane yang seringkali digunakan untuk mengatasi serangan parasit dari golongan protozoa, seperti: Ichtyobodo, Flukes insang, Trichodina, dan White Sspot, juga sebagai fungisida. Sesuai dengan namanya, Malachite Green berwarna hijau, lebih bagus jika digunakan bersama-sama dengan formalin. Malachite Green dapat berdampak buruk bagi filter biologi dan  tanaman air.

Penggunaan bubuk Malachite Green dengan cara melarutkan ke dalam air dengan konsentrasi 1%. Banyak dijual di pasaran yang sudah berbentuk larutan.

Dosis :

Dosis 0.1 – 0.2 ml dari larutan 1% per 10 liter air, sebagai perlakuan perendaman jangka panjang. Pemberian dosis dapat dilakukan setiap 4-5 hari sekali. Sebelum pemberian dosis dilakukan, disarankan untuk mengganti air sebanyak 25 %

Dosis 1 – 2 ml dari larutan 1% per 10 liter, sebagai perlakuan jangka pendek (30 – 60 menit). Perlakuan dapat di ulang setiap 2 hari sekali dan dapat dilakukan sebanyak 4-5 ulangan.

Dosis campuran antara Malachite Green dan Formalin adalah 0.05 – 0.1 ppm MG dan 10 -25ppm Formalin.

Malachite Green dapat pula diberikan sebagai disinfektan pada telur dengan dosis 5 ppm selama 10 menit.

METHYLENE BLUE (METIL BIRU)

Metil biru merupakan pewarna thiazine yang digunakan sebagai bakterisida dan fungsida. Obat ini berpengaruh buruk terhadap filterasi biologi, juga pada tanaman air. Metil biru efektif digunakan untuk pengobatan Ichthyopthirius (White Spot) dan jamur. Selain itu, juga sering digunakan untuk mencegah serangan jamur pada telur ikan.

Metil biru biasanya tersedia di pasaran dengan konsentrasi 1 – 2 persen, selain itu tersedia pula dalam bentuk serbuk.

Dosis :

  • Untuk infeksi bakteri, jamur dan protozoa dosis yang dianjurkan adalah 2 ml larutan dengan konsentrasi 1 persen per 10 liter air. DIlakukan melalui perendaman jangka panjang.
  • Untuk mencegah serangan jamur pada telur Koi, dosis yang dianjurkan adalah 2 mg/liter. Caranya adalah dengan meneteskan sedikit demi sedikit pada bak pemijahan, sampai air berwarna biru jernih, (air masih tembus pandang). Hal ini cukup dilakukan sekali saja hingga warna terdegradasi secara alami.

Dengan demikian, apabila telur menetas nanti dan burayak makan untuk pertama kali diharapkan sudah tidak akan terpengaruh oleh kehadiaran metil biru tersebut. Setelah telur menetas, penggantian air sebanyak 5 % setiap hari dapat dilakukan untuk membantu mengurangi kadar metil biru dalam air tersebut, dan juga membantu mengurangi akumulasi bahan organik dan amonium yang mungkin terbentuk di dalam bak pemijahan.

Comments

Popular posts from this blog

Cara Mengatasi Kolam Bocor Dengan Mudah Step by Step

Tanaman Air sebagai Media Filter Kolam Koi

Inilah Tips Memilih Warna Kolam Ikan Koi